Trading halt bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti menunggu pengumuman penting, ketidakseimbangan pesanan, gangguan teknis, atau pergerakan harga yang ekstrem sesuai dengan aturan bursa.
Di Amerika Serikat, misalnya, aturan circuit breaker digunakan untuk menghentikan perdagangan ketika terjadi penurunan tajam pada indeks S&P 500. Jika S&P 500 turun 7 persen dari harga penutupan sebelumnya, perdagangan dihentikan selama 15 menit.
Jika penurunan mencapai 13 persen, perdagangan dihentikan lagi selama 15 menit. Jika penurunan mencapai 20 persen, perdagangan dihentikan untuk sisa hari itu. Di New York Stock Exchange (NYSE), trading halt juga bisa diberlakukan jika terjadi ketidakseimbangan signifikan antara pesanan beli dan jual.
Di Indonesia, aturan trading halt diterapkan secara bertahap berdasarkan penurunan level IHSG. Tujuannya adalah untuk melindungi investor dan memberikan waktu bagi pasar untuk menanggapi kondisi ekonomi yang sedang berlangsung.