JakartaInsideCom –Ketua Badan Sama Antar (BKSAP) RI, Fadli Zon, memimpin Indonesia dalam acara Konferensi ke-18 OKI atau Parliamentary Union of OIC Countries (PUIC) di Abidjan, Pantai Gading. Pertemuan itu berlangsung dari 2-5 Maret 2024.

Dalam acara tersebut, Indonesia menghadiri sejumlah sesi pertemuan, salah satunya pertemuan Komisi Palestina ke-12 PUIC. Fadli lantas memanfaatkan forum tersebut untuk membahas kekejaman yang dilakukan Israel terhadap Palestina.

”Kendatipun iklim akan menjadi tema utama Konferensi ini, saya percaya bahwa semua peserta di sini tidak boleh membiarkan perjuangan Palestina diabaikan karena berbagai alasan, termasuk penembakan baru-baru ini oleh Israel terhadap kerumunan warga Palestina yang berlomba-lomba menarik dari konvoi bantuan di Jalur yang menewaskan sedikitnya 112 orang,” ujar Fadli.

Politisi tersebut kemudian menyindir respons terkait penembakan Israel tersebut. Ia merasa miris karena hanya bisa memberi kecaman tanpa aksi nyata.

”Sayangnya, sudah menjadi hal yang lumrah dan mudah diprediksi bahwa respons terhadap insiden tersebut tidak pernah lebih dari kecaman. Bagi kami, insiden itu merupakan kejahatan paling kejam dan tidak tersentuh yang pernah terjadi di era modern,” ucapnya.

Fadli mengatakan, serangkaian kekejaman Israel terus disaksikan sementara Dewan dan komunitas lainnya tidak bisa berbuat banyak. Karenanya, ia meminta agar bisa mengambil lain untuk menghentikan itu semua.

Di antara langkah konkret, sambung Fadli, yaitu Mahkamah (ICJ) untuk mengambil keputusan yang bersifat final, bukan sementara, dan mengikat terkait gugatan Afrika Selatan di ICJ yang menuduh Israel melakukan genosida di

”Namun kita harus menyadari bahwa meskipun pada akhirnya keputusan akhir ICJ akan bergantung pada mekanisme di DK dimana hak veto akan sangat menentukan, setidaknya kita telah berupaya semaksimal mungkin untuk membawa Israel agar dihukum,” tuturnya.

Fadli juga PUIC berperan sebagai poros kampanye untuk menuntut segera dilakukannya reformasi DK

”Reformasi DK mutlak. Jika tidak, akan kehilangan kepercayaan dan membiarkan setiap mengambil tindakan sepihak. Tentu saja ini bukanlah sebuah pilihan,” ujarnya. 

Fadli juga menyerukan intensifikasi dan perluasan gerakan Boycot Divestment and Sanction (BDS) yang bertujuan melemahkan Israel secara sosial, , dan ekonomi.

”Saya ingin mengajak anda semua untuk membayangkan, apa jadinya jika kaya minyak memboikot pasokan minyaknya ke Israel dan sekutu terdekatnya? Menurut saya, percayalah terobosan seperti itu akan menjadi tamparan yang sangat menyakitkan dan keras. Kita hanya perlu memperkuat keberanian kita,” ajaknya.

Hal lain lagi, Fadli meminta Anggota PUIC bersatu untuk memastikan bahwa perjuangan Palestina selalu mendapat dukungan penuh dalam pertemuan-pertemuan di forum atau (IPU). 

”Saya juga menyerukan kepada masing-masing Anggota PUIC untuk menetapkan resolusi mereka sendiri mengenai permasalahan Palestina untuk diajukan sebagai item darurat pada Majelis Umum IPU berikutnya yang akan berlangsung beberapa hari mendatang di Jenewa, Swiss. Lebih banyak mengenai Palestina akan lebih baik dan bermanfaat,” pungkasnya.