adalah sejenis predator yang dikenal dengan sebutan ‘pembunuh diam’ karena kemampuannya untuk secara tiba-tiba mengejutkan mangsanya.

Para peneliti tertarik untuk mengkaji sebagai objek penelitian yang menarik karena reptil ini telah bertahan sejak era dinosaurus.

Bagaimana berkomunikasi adalah salah satu fokus penelitian para ilmuwan. Ini menarik perhatian mereka karena ditemukan bahwa adalah reptil yang paling produktif dalam menghasilkan .

Profesor Ronny Rachman Noor, seorang pakar Genetika Ekologi di IPB, mengungkapkan bahwa saat ini sejumlah peneliti di Australia tengah menginvestigasi dengan memasang berbagai perangkat perekam di habitat asin.

“Para peneliti berhasil mengungkap misteri bahwa selain unsur kejutan dalam berburu dan menyerang mangsa, ternyata juga berkomunikasi satu sama lain dengan unik mereka sendiri,” jelas Prof Ronny dilansir dari situ resmi IPB University, Selasa, 29 Agustus .

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab sejumlah pertanyaan penting, yaitu apakah jantan dan betina memiliki perbedaan , apakah perbedaan ukuran tubuh memengaruhi mereka, dan yang paling penting, apakah terdapat makna khusus di balik berbagai jenis yang digunakan dalam mereka.

“Peneliti ini berhasil mendekripsi makna dari setiap jenis yang dihasilkan oleh seperti geraman, benturan, pukulan , dan juga gerakan tubuh lainnya yang biasa ditunjukkan oleh asin (Crocodylus porosus),” tambahnya.

Dalam ekologi akustik, penemuan menunjukkan bahwa memiliki kemampuan untuk menggerakkan setiap sisik di punggung mereka, yang disebut osteodermata. Hasil dari gerakan fisik ini menghasilkan berfrekuensi rendah yang dapat merambat jauh di dalam .

Ini berarti bahwa secara sengaja menciptakan berbagai jenis untuk . Yang paling menarik, ini dapat dikenali dan dipahami oleh lainnya.

“Dengan berbagai jenis ini, dapat memberi tahu lain tentang keberadaan mereka atau status reproduksi mereka untuk mencari pasangan untuk berkembang biak. ini juga memberi tahu lain tentang mereka,” kata Profesor Ronny.