Teheran –
Pemerintah Iran memberikan reaksi keras berhadapan dengan serangan udara tanah Israel yang dimaksud menghantam binaan konsulat pada kompleks Kedutaan Besar Teheran dalam Damaskus, Suriah. Teheran menegaskan Tel Aviv akan menanggung konsekuensi dari tindakannya, dan juga memberikan “pesan penting” untuk Amerika Serikat (AS).
Seperti dilansir Press TV, Selasa (2/4/2024), Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amir-Abdollahian pada pernyataannya bahkan menyampaikan Awal Menteri (PM) negara Israel Benjamin Netanyahu telah terjadi kehilangan “keseimbangan mental”.
Duta Besar Iran untuk Suriah, Hossein Akbari, sebelumnya mengatakan serangan udara menghantam sebuah kompleks konsuler dalam kompleks Kedutaan Besar Iran pada Damaskus. Dia juga mengatakan bahwa serangan itu dikerjakan oleh “jet-jet tempur F-35” yang menembakkan enam rudal ke kompleks tersebut.
Gedung yang berubah menjadi target serangan disebut berada pada sebelah bangunan utama Kedutaan Besar Iran, yang mana bagian depannya dihiasi dengan foto besar mendiang Qassem Soleimani, arsitek operasi militer Iran ke Timur Tengah yang tewas di serangan drone Negeri Paman Sam di dalam Irak tahun 2020 lalu.
Sedikitnya 11 khalayak dilaporkan tewas di serangan tersebut, dengan Garda Revolusi Iran mengakui tujuh personelnya, diantaranya tiga komandan senior, kehilangan nyawa akibat serangan itu.
Amir-Abdollahian, pada pernyataannya, menegaskan bahwa Amerika Serikat sebagai pendukung terbesar rezim negara Israel harus turut “bertanggung jawab” melawan serangan mematikan tersebut. Dia juga mengemukakan Kementerian Luar Negeri Iran sudah pernah memanggil charge d’affaires Swiss, yang mana mewakili kepentingan Negeri Paman Sam pada Teheran.
Disebutkan Amir-Abdollahian bahwa “pesan penting” sudah diberikan oleh Iran terhadap Negeri Paman Sam melalui pemanggilan charge d’affaires Swiss dalam Teheran.
“Selama pemanggilan tersebut, dimensi serangan teroris dan juga kejahatan rezim negara Israel telah dilakukan dijelaskan, juga tanggung jawab pemerintah Amerika digarisbawahi,” ucapnya.
“Sebuah instruksi penting telah lama disampaikan terhadap pemerintah Amerika sebagai pendukung rezim Zionis,” ungkap Amir-Abdollahian.
“Amerika Serikat harus bertanggung jawab,” tegasnya.
AS secara historis berlaku sebagai sekutu terbesar Israel, dengan memberikan bantuan militer senilai miliaran dolar Amerika setiap tahunnya kemudian melindungi Tel Aviv dari langkah pengecaman juga hukuman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan menggunakan hak vetonya.
Dalam pernyataan terpisah, Amir-Abdollahian menekankan bahwa rezim pendudukan negara Israel akan bertanggung jawab menghadapi tindakannya dalam Damaskus. Dia mengecam serangan negeri Israel itu sebagai pelanggaran terhadap seluruh kewajiban juga konvensi internasional.
Disebutkan juga oleh Amir-Abdollahian bahwa “rezim Zionis” akan bertanggung jawab menghadapi konsekuensi dari tindakannya dan juga menekankan perlunya respons penting dari komunitas internasional.
“Netanyahu telah terjadi benar-benar kehilangan keseimbangan mental dikarenakan kekalahan berturut-turut rezim tanah Israel pada Kawasan Gaza dan juga kegagalannya mencapai tujuan ambisius Zionis,” sebut Amir-Abdollahian pada waktu berbicara via telepon dengan Menlu Suriah Faisal Mekdad untuk mengeksplorasi serangan negara Israel ke Damaskus.
Mekdad di pernyataannya mengecam serangan negeri Israel “dengan keras” lalu menggambarkannya sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional, khususnya Konvensi Wina persoalan Hubungan Diplomatik tahun 1961.
Kantor berita resmi Suriah, SANA, melaporkan bahwa serangan mematikan itu dikerjakan oleh “musuh Israel” lalu memiliki target area Mezzeh ke Damaskus pada Hari Senin (1/4) sore waktu setempat.
Artikel ini disadur dari Konsulatnya di Suriah Digempur Israel, Iran Beri Pesan Penting ke AS