Ia menambahkan, itu adalah simbol penolakan terhadap kembalinya militerisme dalam ruang sipil.

“Ini bukan satu kejadian semata, tapi peringatan atas kelam keterlibatan dalam dan sipil yang pernah terjadi di era Orba,” ujarnya.

Menurutnya, jika mau mengisi jabatan sipil, harusnya mereka benar-benar dilepaskan dari atribut , baik pangkat maupun senjata.

“Itu yang harus diperhatikan dalam revisi RUU ,” tegasnya.

Senada dengan Prof. Zainal, komika dan aktivis juga buka . Dalam unggahan di -nya @pandji, Senin (17/3/), Pandji bilang, Deddy cuma stafsus yang menyuarakan dari atasannya.

“Lu pikir Deddy ngomong itu inisiatif sendiri? Dia kan stafsus , pasti disuruh sama Pak Sjafrie Sjamsoeddin,” kata Pandji.

Pandji juga menyoroti mengapa rapat Panja RUU diadakan secara diam-diam di Fairmont, bukan di gedung RI.

yang berdampak buat harus dibahas di depan . Gedung RI udah direnovasi, tiap anggota punya ruang sendiri, ngapain rapat di ?” tanyanya.

Menurut Pandji, fokus Deddy yang hanya mengkritik penerobosan rapat itu keliru. Ada isu yang jauh lebih penting, seperti kembalinya ke , untuk pelanggaran berat, dan penambahan kementerian/lembaga yang bisa diisi oleh dari 10 menjadi 16.