Pengalaman bekerja dengan nasabah yang bergerak di sektor kelistrikan membuat Iskandar tertarik untuk beralih ke bisnis energi.
Pada 2015, ia memutuskan untuk keluar dari dunia perbankan dan mulai mengembangkan proyek kelistrikan di Indonesia, menggandeng berbagai investor internasional.
Pada 2016, ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif Daiwatech Indonesia, sebelum akhirnya mendirikan perusahaan kelistrikan dengan modal pribadinya pada 2017.
Namun, tantangan besar datang ketika pandemi Covid-19 melanda, yang berdampak pada perkembangan bisnis kelistrikan yang telah ia rintis.
Iskandar tidak menyerah, melainkan merintis usaha baru yang akhirnya melahirkan Calypte Holding.
Perusahaan ini berkembang pesat dan kini memiliki tiga sektor utama yang digeluti: energi, pertanian, dan penerbangan.
Calypte Holding dan Indonesia Airlines
Sebagai Ketua Eksekutif Calypte Holding, Iskandar memimpin berbagai inisiatif ekspansi perusahaan, termasuk di sektor penerbangan.
Sebelum meluncurkan Indonesia Airlines, Calypte Holding lebih dulu memperkenalkan Royal Jeumpa Airlines, yang dijadwalkan terbang pada Februari 2025.
Peluncuran Indonesia Airlines yang menawarkan layanan penerbangan premium, dengan fokus pada rute internasional, merupakan langkah strategis yang melengkapi portfolio bisnis Calypte Holding di sektor aviasi.
Dengan pengalaman dan kepemimpinan yang kuat, Iskandar membawa visi besar untuk menciptakan perubahan dalam industri penerbangan Indonesia, dan Indonesia Airlines menjadi bukti komitmen tersebut.
Maskapai ini diharapkan dapat memberikan pengalaman terbang yang luar biasa bagi pelanggan, menggabungkan kenyamanan setara jet pribadi dengan pelayanan kelas dunia.