Rocky Gerung kembali merespon isu keaslian ijazah yang sempat memicu perdebatan .

Dalam pernyataan terbaru melalui kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Kamis (17/4/), ia menilai keengganan untuk menunjukkan fisik ijazahnya sebagai bentuk pengabaian terhadap prinsip transparansi .

“Praduga tak bersalah itu berlaku di pengadilan. Tapi rakyat berhak menduga dan bertanya. Ini bukan tuduhan pidana, tapi etika dan keterbukaan,” ujar Rocky.

Rocky menyoroti bahwa sebagai figur , seharusnya tidak menunda-nunda untuk membuka dokumen yang menjadi hak untuk diketahui.

“Apa susahnya menunjukkan ijazah asli? Ini administrasi primer. Dua-tiga menit selesai. Bukan pengadilan, hanya bukti dokumen secara bentuk fisiknya, ” lanjut Rocky.

Pernyataan ini muncul setelah Universitas Gadjah Mada () kembali menegaskan status akademik .

Dalam konferensi pers, Wakil Bidang dan Pengajaran , Wening Udasmoro, memastikan bahwa adalah lulusan resmi Fakultas Kehutanan tahun 1985.

tercatat dari awal hingga lulus menjalankan tridarma di . Kami memiliki dokumen lengkap dan siap hadir di pengadilan jika dibutuhkan,” tegas Wening, Rabu (16/4/), sebagaimana dikutip dari ANTARA.

Pihak , melalui kuasa , Yakup Putra Hasibuan, menyebut tuduhan tersebut menyesatkan dan telah berkali-kali dibantah secara resmi.

“Ijazah beliau sudah dikonfirmasi keasliannya oleh , oleh ketika mencalonkan diri sebagai wali , , hingga . Tidak pernah ada ,” ujar Yakup dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (14/4/).

Yakup menilai wacana ini adalah bentuk disinformasi yang berpotensi menyesatkan , apalagi di tengah masa transisi kekuasaan yang penuh dinamika .

Namun, bagi Rocky, kejelasan tidak cukup hanya berbentuk konfirmasi institusional. Ia menuntut gestur simbolik yang lebih langsung dari sendiri.

“Bukan memperdebatkan keabsahan administratif, ini yang menunjukkan itikad baik kepada rakyatnya,” ujar Rocky.

Rocky juga memperingatkan bahwa jika ini dibawa ke pengadilan, bisa terjadi benturan logika antara pidana dan etis.

“Jangan sampai pengadilan dipakai sebagai panggung duel antara warga dan hanya karena enggan menunjukkan sebuah dokumen,” pungkasnya.

Isu ijazah ini sebelumnya mencuat kembali setelah gugatan baru dilayangkan oleh sekelompok warga yang meragukan keaslian ijazah .

Meski berulang kali dibantah, isu ini tampaknya terus menjadi bahan perdebatan di ruang , memperlihatkan jurang kepercayaan yang masih menganga antara dan sebagian rakyatnya.