JakartaInsideCom kembali hadir dengan terbarunya berjudul “”. ini menjadi bagian dari album terbaru Sammy bertajuk “Yang Terbaik” yang akan memuat delapan baru bertema dan patah hati, khas gaya bermusiknya selama dua dekade terakhir.

” resmi diluncurkan dan sudah tersedia di berbagai seperti , , dan lainnya. ini menggambarkan rasa mendalam akibat hancurnya sebuah hubungan yang sudah sah secara , seperti .

“Kalau lukanya kecil mungkin karena . Tapi kalau , itu karena hubungan yang sudah sakral seperti , tapi akhirnya harus berakhir,” kata Sammy dalam peluncuran yang berlangsung di , belum lama ini.

Meski bukan berasal dari pribadi, Sammy mengaku turut merasakan luka yang dialami banyak orang lewat berita-berita yang beredar di media .

“Bahkan yang terluka bukan cuma orang biasa. Dari pejabat sampai biasa pun bisa terluka. Karena sejatinya, kita semua biasa,” ungkapnya.

Sammy menjelaskan bahwa ini tidak secara khusus memberikan pesan untuk move on, melainkan lebih sebagai ruang untuk menerima luka yang ada.

“Kalau engkau terluka, ya hadapi saja. Lama-lama luka akan terbiasa, dan akhirnya sembuh, walau dengan sedih,” ujarnya.

Proses produksi ini berlangsung kurang dari satu tahun. Selain mempersiapkan , tim juga merancang jadwal promosi dan distribusi. Sammy memastikan ini dapat diakses seluas mungkin oleh para pendengar setianya.

Album “Yang Terbaik” sendiri akan memuat delapan , termasuk kolaborasinya bersama Adi (“Setelah Itu Punya ”) serta “” sebagai rilisan terbaru. Tema patah hati tetap menjadi benang merah dalam album ini.

“Saya 20 tahun di ini. Temanya tetap dan patah hati. Ya, saya spesialisnya,” ujar Sammy sambil tersenyum.

Meski kondisi saat ini penuh , Sammy tetap konsisten berkarya. Ia menyebut sebagai bagian dari napas hidupnya yang tak bisa dipisahkan.

“Bernyanyi dan membuat itu passion saya. Saya menutup telinga dari hal-hal negatif. Sama seperti orang disuruh berhenti—bisa ,” katanya.


Album ini juga menandai kolaborasinya dengan sang adik, Govinda, dalam penulisan . Menurut Sammy, niat keduanya adalah membuat yang bisa dinikmati siapa saja, tanpa sekat.

“Kami buat ini bukan cuma untuk kami, tapi untuk semua orang. Gak pandang suku, , atau latar belakang. Yang penting niatnya baik,” tutupnya.