Kondisi semakin memprihatinkan usai berbagai serangan yang dilancarkan oleh sejak Sabtu (7/10/2023).

Bahkan diketahui bahwa jumlah korban terus mengalami peningkatan dengan angka kematian mencapai 8.005, termasuk .

Di tengah kondisi yang tidak manusiawi ini, terdapat hingga jurnalis yang memiliki peran penting di . Mereka menjadi garda terdepan yang terus bekerja untuk membantu dan menyelamatkan nyawa banyak orang.

Menurut beberapa sumber, Selasa (31/10/2023), ada sejumlah nama , jurnalis dan fotografer yang mempertaruhkan hidupnya di . Berikut ini adalah nama-namanya:

Motaz Azaiza, Fotografer

Motaz Azaiza merupakan seorang fotografer asal yang aktif mengabadikan setiap momen selama menyerang kotanya. Ia bahkan mempertaruhkan nyawa untuk dapat memperlihatkan situasi yang terjadi kepada seluruh dunia.

Selama konflik -Hamas, Motaz Azaiza juga seringkali membagikan berbagai rekaman yang diunggah melalui media sosialnya.

Setiap detik saya merasa kurang yakin bahwa saya akan bertahan. Saya senang anda ada di sini, tapi tolong jangan hanya konten saya. Tolong, berikan sekarang. Terima kasih dan doakan ,” ujarnya.

Plestia Alaqad, Jurnalis

Plestia Alaqad merupakan seorang jurnalis berusia 22 tahun yang aktif memberitakan setiap momen yang terjadi di . Diketahui bahwa terdapat setidaknya 23 jurnalis yang telah terbunuh dalam antara -Hamas.

Selama konflik antara -Hamas, Plestia Alaqad selalu mengabarkan situasi terbaru melalui pribadinya.

Kami tidak akan pergi… Dan kami akan keluar dari … Ke langit dan ke langit saja,” ujarnya.

Youmna El-Qunsol, Jurnalis

Youmna El-Qunsol merupakan seorang jurnalis yang berbasis di . Ia juga seorang ibu dari empat kecil yang berani mempertaruhkan nyawa untuk memberikan perhatian terhadap kehancuran di .

Banyak dari yang kehilangan karena dibombardir dan diminta untuk mengungsi,” ujarnya.

Dr Ghassan Abu-Sittah, Ahli Bedah

Ghassan Abu-Sittah merupakan seorang ahli beda dan sukarelawan asal di Doctors Without Borders. Ia diketahui juga menjadi salah satu tokoh medis terkemuka di .

Abu-Sittah pernah menggambarkan kondisi saat ia di Arab Al-Ahli di .

Pada hari setelah kami menyelesaikan suatu operasi, kami mendengar ledakan besar. Akibatnya, sebagian atap ruang operasi ambruk dan saat saya keluar ruang operasi dan menuju Unit Gawat Darurat (UGD), terlihat jenazah bertumpuk dari yang luka-luka hingga tewas,” ujarnya.

Mohammed Al Ghoula,

“Kami belum pernah melihat hal seperti ini dalam hidup kami. Ini pertama kalinya saya melihat tubuh, bagian tubuh, , wanita. Dampaknya luar biasa bagi kami,” kata Mohammed Al Ghoula usai ledakan Arab Al-Ahli di pada 17 Oktober.