Sejumlah fenomena langit akan terjadi selama Oktober, mulai dari hingga gerhana Matahari.
Oktober akan dihiasi oleh dua hujan meteor, yakni Hujan Meteor Draconid lalu Hujan Meteor Orionid. Selain dua hujan meteor tersebut, langit bulan ini juga akan dihiasi oleh pemandangan gerhana Matahari serta gerhana Bulan.
Hujan Meteor Draconid (7 Oktober)
Draconid akan menghiasi langit pada pekan pertama Oktober, tepatnya pada Sabtu (7/9). Hujan meteor ini merupakan fenomena tahunan yang dimaksud digunakan selalu terjadi di tempat area awal Oktober.
Dikutip dari Seasky, Draconids adalah hujan meteor minor yang mana dimaksud cuma menghasilkan sekitar 10 meteor per jam. Hujan meteor ini dihasilkan oleh butiran debu yang mana ditinggalkan oleh komet 21P Giacobini-Zinner, yang tersebut mana pertama kali ditemukan pada tahun 1900.
Hujan meteor Draconids merupakan hujan meteor yang mana tidaklah biasa dikarenakan waktu terbaik untuk menyaksikannya adalah pada malam hari, bukannya pagi hari seperti kebanyakan hujan meteor lainnya.
Hujan meteor ini berlangsung setiap tahun dari tanggal 6-10 Oktober dan juga juga puncaknya tahun ini terjadi pada malam hari tanggal 7 Oktober.
Fase Bulan yang belaka seperempat akan menyebabkan langit cukup gelap pada malam hari sehingga hujan meteor ini tambahan mudah dinikmati.
Pengamatan terbaik untuk fenomena ini sanggup didapatkan pada malam hari dari lokasi yang mana gelap kemudian sangat terpencil dari cahaya kota. Meteor akan memancar dari rasi Draco, tapi mampu muncul di dalam tempat mana semata dalam dalam langit.
Gerhana Matahari Cincin Api (14 Oktober)
Gerhana Matahari Cincin Api akan menghiasi langit pada 14 Oktober, bertepatan dengan fase Bulan baru.
Gerhana Matahari Cincin Api terjadi ketika Bulan berada terlalu jarak sangat dari Bumi untuk sepenuhnya menutupi Matahari. Hal ini menghasilkan cincin cahaya di area area sekeliling Bulan yang digunakan hal tersebut gelap.
Jalur gerhana akan dimulai di tempat tempat Samudra Pasifik di area area lepas pantai Kanada bagian selatan juga melintasi Amerika Serikat bagian barat daya serta Amerika Tengah, Kolumbia, juga Brasil. Gerhana parsial akan terlihat pada tempat sebagian besar Amerika Utara juga juga Selatan.
Sayangnya, fenomena langit ini tidaklah dapat terlihat dari Indonesia juga hanya sekali sekadar sanggup dilihat oleh pengamat pada area wilayah Amerika.
Hujan Meteor Orionid (21-22 Oktober)
Hujan meteor kedua pada Oktober akan terjadi pada 21-21 Oktober, yaitu Hujan Meteor Orionid.
Sama seperti Draconid, Orionid merupakan hujan meteor tahunan yang tersebut digunakan terjadi setiap Oktober. Orionid adalah hujan meteor yang dimaksud menghasilkan hingga 20 meteor per jam pada puncaknya.
Hujan meteor ini dihasilkan oleh butiran debu yang dimaksud ditinggalkan oleh komet Halley, yang digunakan telah dilakukan terjadi dikenal juga diamati sejak zaman kuno. Hujan meteor ini berlangsung setiap tahun dari tanggal 2 Oktober hingga 7 November.
Pada tahun ini, puncaknya akan terjadi pada 21 Oktober malam lalu pagi hari 22 Oktober.
Meteor akan memancar dari rasi Orion, tapi mampu muncul pada mana hanya sekali di dalam dalam langit.
Elongasi terbesar Venus (23 Oktober)
Planet Venus akan mencapai elongasi timur terbesar yaitu 46,4 derajat dari Matahari pada 23 Oktober. Ini merupakan waktu terbaik untuk melihat Venus dikarenakan planet ini akan berada pada titik tertingginya pada atas cakrawala pada pagi hari.
Pengamat cuma perlu mencari titik yang tersebut paling terang dalam tempat langit timur sebelum Matahari terbit.
Gerhana Bulan Sebagian (28 Oktober)
Akhir Oktober akan dihiasi oleh pemandangan Gerhana Bulan Sebagian. Gerhana Bulan Sebagian terjadi ketika Bulan melewati sebagian bayangan Bumi, atau penumbra, juga cuma sekali sebagian belaka yang dimaksud mana melewati bayangan paling gelap, atau umbra.
Selama gerhana jenis ini, sebagian Bulan akan menjadi gelap saat bergerak melewati bayangan Bumi. Gerhana ini akan terlihat di area area seluruh Eropa, Asia, serta Afrika, serta Australia bagian barat.
Sumber CNN Indonesia