JakartaInsideCom – Gerakan Masyarakat Cinta Jakarta (GEMA CITA) mendorong Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, untuk segera bertemu dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, guna mencari solusi atas banjir yang kembali melanda wilayah Jabodetabek.
Ketua Umum GEMA CITA, Hilman Firmansyah, menegaskan bahwa banjir yang terjadi sejak Minggu (2/3/2025) bukan hanya akibat curah hujan tinggi, tetapi juga disebabkan oleh buruknya kapasitas ekosistem dalam mengendalikan banjir.
Ia menyoroti minimnya upaya pengerukan sungai, normalisasi, serta pemeliharaan lingkungan dalam beberapa tahun terakhir.
“Pengendalian banjir di Jabodetabek sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. Sedimentasi tinggi, penyempitan sungai, pendangkalan, serta limbah menjadi faktor utama. Ditambah lagi, kebiasaan masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan ke sungai memperparah situasi,” ujar Hilman kepada wartawan, Jumat (7/3/2025).
Untuk mengatasi banjir, Hilman mengusulkan sejumlah langkah konkret, salah satunya adalah membangun waduk baru seluas 100 hektar di Jakarta guna mengurangi debit air yang mengalir ke ibu kota.
Ia juga menekankan perlunya sodetan dan penambahan waduk di wilayah Kabupaten Bogor, khususnya di sekitar Kali Ciliwung, serta pembangunan waduk di Kecamatan Cinere untuk mengendalikan aliran air di Kali Grogol dan Kali Pesanggrahan.
“Pemprov Jakarta harus segera merevitalisasi waduk-waduk yang ada. Dari 48 waduk yang ada di Jakarta, hampir semuanya mengalami pendangkalan dan tidak lagi efektif menampung air,” tegasnya.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya rehabilitasi drainase, perluasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai daerah resapan air, serta restorasi kawasan pesisir dan reforestasi hutan mangrove di pesisir utara Jakarta guna menangkal banjir rob.
Tak hanya itu, Hilman menilai air dari waduk yang dibangun dapat dimanfaatkan sebagai air baku untuk Perumda PAM Jaya, sehingga masyarakat Jakarta dapat memperoleh akses air bersih dengan harga lebih terjangkau.
Selain pembangunan infrastruktur pengendalian banjir, Hilman menekankan bahwa Pemprov Jakarta perlu melanjutkan program normalisasi sungai dengan merelokasi bangunan liar di bantaran sungai serta melakukan pengerukan daerah aliran sungai yang telah mengalami pendangkalan.
“Kami juga mendorong Pemprov Jakarta untuk menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga sungai dan daerah aliran sungai (DAS). Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai sangat krusial dalam mengatasi masalah banjir,” tambahnya.
Hilman berharap kolaborasi antara Jakarta dan Jawa Barat dapat segera terwujud, mengingat banjir yang terjadi tidak hanya berdampak pada Jakarta, tetapi juga wilayah sekitarnya. “Ini bukan hanya soal Jakarta, tetapi masalah regional yang harus diselesaikan bersama,” tutupnya.