JakartaInside.Com–Putra Mahkota Keraton Surakarta, KGPAA Hamangkunegoro, menjadi sorotan publik setelah pernyataannya yang menyesalkan bergabungnya Keraton ke Republik di media sosial.

Dalam unggahan di Story, ia menuliskan kalimat yang menohok, seperti “Nyesel gabung Republik” dan “Percuma Republik kalau cuma untuk membohongi.” Meskipun unggahan tersebut telah dihapus, tangkapan layarnya tetap menyebar luas, salah satunya diunggah ulang oleh () @BebySoSweet.

Pernyataan ini memicu berbagai respons, hingga akhirnya pihak Keraton memberikan klarifikasi.

Menurut perwakilan Keraton , KPA H Dany Nur Adiningrat, pernyataan Putra Mahkota bukanlah bentuk ketidaksetiaan terhadap NKRI, melainkan kritik terhadap kondisi saat ini.

Ia menegaskan bahwa Keraton tetap setia pada . Kalimat “Nyesel Keraton Gabung Republik” disebut sebagai satire yang lahir dari kekecewaan terhadap berbagai yang terjadi di negeri ini.

Beberapa isu yang menjadi perhatian Putra Mahkota adalah oplosan yang merugikan hampir Rp1.000 triliun, PHK massal di yang tetap terjadi meskipun ada janji perlindungan dari pemerintah, skandal yang menyeret banyak pihak dengan kerugian yang sangat besar, serta yang dinilai tidak tegas dalam menangani pagar laut.

Selain itu, ada pula persoalan status Istimewa Surakarta (DIS) yang hingga kini masih ditangguhkan oleh pemerintah, serta hak-hak dan aset Keraton yang belum dikembalikan.

Sementara itu, turut mengomentari polemik ini. Menurutnya, dikutip dari kanal Rock Gerung Official, kritik dari Putra Mahkota Keraton mencerminkan kepedulian yang mendalam terhadap bangsa.

Ia menilai memiliki kedalaman rasa (olah roso), dan pernyataan tersebut adalah cerminan dari keresahan yang semakin meluas di terhadap keadaan .

Rocky bahkan menyebut bahwa viralnya pernyataan ini berpotensi mengguncang legitimasi Prabowo, karena menunjukkan adanya kemerosotan kepercayaan publik.

Ia juga menegaskan bahwa reaksi-reaksi seperti ini adalah bagi Prabowo bahwa rakyat menghendaki besar, termasuk penyelesaian atas berbagai yang merugikan .

Di tengah perdebatan ini, KGPAA Hamangkunegoro sendiri semakin menarik perhatian. Ia adalah putra bungsu Pakubuwana XIII dan GKR Pakubuwana (KRAy Pradapaningsih), yang dinobatkan sebagai Putra Mahkota dalam acara Tingalan Dalem Jumenengan pada 27 Februari 2022, saat usianya masih 21 tahun.

Kini, ia sedang menempuh pendidikan di Fakultas Universitas Diponegoro, Semarang. Dengan latar belakang tersebut, pernyataannya dinilai bukan sekadar luapan emosi, melainkan dari pendidikan dan kesadaran politiknya.

Pernyataan KGPAA Hamangkunegoro telah membuka diskusi lebih luas tentang bagaimana berjalan saat ini, serta bagaimana suara-suara dari pusat kebudayaan seperti Keraton dapat menjadi bagian dari kritik terhadap .

Klarifikasi dari pihak Keraton menegaskan bahwa kritik ini bukanlah bentuk pemberontakan, melainkan peringatan keras terhadap pemerintah agar lebih serius menangani berbagai permasalahan yang terjadi.