JakartaInsideCom – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jakarta menggelar “Forum Bersama ICMI Se-Jakarta: Membentuk Gerakan Pemilih Cerdas” di Gedung Pertemuan Sasana Pakarti, Pancoran. Forum ini berfokus pada peningkatan literasi politik, khususnya bagi Generasi Z dan Milenial, yang mendominasi jumlah pemilih di Pemilu 2024. Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU), dari total 204.807.222 pemilih, terdapat 66,8 juta pemilih milenial dan 46,8 juta pemilih Gen Z.
Ketua Gerakan Pemilih Cerdas, Resha Yogaswara, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan membangun pemilih yang rasional, tidak sekadar pragmatis. “Kami berusaha untuk meningkatkan literasi politik agar semua orang bisa menjadi pemilih yang rasional. Tahu yang dipilih itu seperti apa, bukan hanya karena pragmatis semata,” ujarnya. Resha juga menekankan tujuan forum ini untuk meningkatkan “5K” — Kualitas Pikir, Kualitas Kerja, Kualitas Karya, Kualitas Hidup, dan Kualitas Iman serta Taqwa.
Senada dengan Resha, Ketua ICMI Jakarta Timur, Rahmat Dwi Putranto, menyampaikan, “Acara ini adalah bentuk kepedulian ICMI dalam mengawal bangsa. Kami ingin mencerdaskan pemilihan bangsa.”
Acara ini dihadiri oleh Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, yang menegaskan bahwa kehadirannya bukan dalam rangka deklarasi, tetapi sebagai peserta diskusi. “Ini undangan diskusi dari ICMI, bukan acara deklarasi,” jelas Pramono. Dalam forum ini, Pramono memaparkan program–program andalannya jika terpilih sebagai gubernur, termasuk peningkatan budaya Betawi sebagai identitas Jakarta, reformasi Kartu Jakarta Pintar (KJP), dan perbaikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo.
Dalam sesi diskusi, Ketua ICMI Jakarta Barat, Muhammad Fandy Wirawan, mengangkat isu ketimpangan sosial. Fandy bertanya kepada Pramono terkait langkah konkret mengatasi ketimpangan pendidikan di Jakarta. Menjawab hal tersebut, Pramono menyatakan rencana pendidikan gratis selama 15 tahun untuk SD dan SMP serta perombakan program KJP untuk memperluas akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. “Kami akan menggratiskan pendidikan SD dan SMP selama 15 tahun agar anak–anak bisa mendapat pendidikan layak,” katanya.
Pramono juga menjelaskan rencananya untuk menyediakan pelatihan-pelatihan bagi masyarakat di Balai Rakyat dengan tenaga pengajar bersertifikat, serta memastikan ketersediaan lapangan kerja di Jakarta. “Pasukan oranye ke depan tak perlu ada lagi standar lulusan SLTA,” tambah Pramono.
Janji-janji Pramono ini disambut antusias oleh para peserta diskusi, khususnya generasi muda dan cendekiawan