Antagonisme dengan sebetulnya tidak muncul setelah menerima dan bertandang ke rumahnya beberapa lalu, tapi memang sejak awal Ridwan dan memang berada pada kubu yang berseberangan.

Slogan Baru yang secara langsung mendelegitimasi warisan di masa mengkonfirmasi itu.

Kemarahan Ridwan pada kondisi yang salah satunya diwariskan oleh tidak sampai di situ.

Secara lebih terbuka, dia juga menyatakan kekecewaan pada Basuki Thahaja Purnama atau . Mengutip JJ Rizal, menyatakan bahwa adalah paling brutal dalam .

Pada mulanya, menurut Monica, Ridwan menunjukkan ekspresi anger atau marah, tapi kemudian berubah menjadi fear, takut.

Pilihan diksi “brutal” ini mungkin tidak lagi sekadar menunjukkan kemarahan, tapi lebih pada kekhawatiran atau fear.

Orang yang takut kadang muncul dalam ekspresi yang ekstrim. Apakah sedang kalap? Kita tidak tahu pasti.

Respon

Berbeda dengan , tadi tampil dengan lebih percaya diri. Ekspresi mikro yang terlihat di wajahnya menunjukkan superioritas.

superior itu membuat dia dengan leluasa mengemukakan .

Bahkan ketika dia diserang, misalnya partainya dianggap memiliki pandangan yang berbeda dengan , dia enteng menjawab bahwa perbeda-bedaan pandangan itu sesuatu yang biasa.

Dia tidak membantah, justru menegaskan bahwa memang itulah yang terjadi.

Seperti pada debat kedua, kali ini kembali menyerang lawan dengan yang elegan dan jenaka.