Kematian yang Dipertanyakan, Warisan yang Digugat
Neruda meninggal hanya 12 hari setelah kudeta militer yang menggulingkan Salvador Allende pada 1973. Versi resmi menyebutkan ia wafat akibat kanker prostat. Namun, mengacu pada laporan investigasi The New Yorker serta konfirmasi tim forensik internasional pada 2023, ditemukan keberadaan bakteri beracun Clostridium botulinum dalam tubuhnya. Dugaan bahwa Neruda diracun oleh rezim Pinochet pun kian menguat, menambah dimensi politis pada narasi kematiannya.
Kontroversi tak berhenti di sana. Dalam memoarnya Confieso que he Vivido, Neruda mengakui telah memperkosa seorang perempuan Tamil saat bertugas di Sri Lanka. Pengakuan ini memicu debat besar, terutama di kalangan feminis Chile. Pada 2018, gerakan mahasiswa menyerukan peninjauan ulang atas penggunaan nama Neruda dalam nama jalan dan institusi publik.
Rumah-Rumahnya Kini Museum, Puisinya Masih Menyala
Tiga rumah peninggalan Neruda—La Chascona, La Sebastiana, dan Isla Negra—kini berfungsi sebagai museum yang dikelola oleh Fundación Neruda. Ketiganya terus menerima ratusan ribu pengunjung setiap tahun.
Di sana, pengunjung dapat melihat koleksi topi pelaut kesayangannya, manuskrip puisi asli, hingga kerang-kerang laut yang dikumpulkannya dengan semangat anak–anak mengumpulkan bintang.
Sebagaimana ditulis The Bubble UK, waktu mungkin akan terus mengukir wajah baru Neruda. Ia adalah penyair cinta, pelopor perjuangan rakyat, dan—bagi sebagian kalangan—juga pelaku kekerasan. Namun dalam dunia yang penuh suara palsu, puisinya tetap menyuarakan sesuatu yang otentik. Ia pernah menulis, “Puedo escribir los versos más tristes esta noche”—dan dunia, hingga kini, masih membacanya dalam sunyi dan gemetar.