JakartaInsideCom– Petugas (Damkar) tengah menunggu tanggapan dari Kejaksaan Negeri terkait penyelewengan anggaran dan kondisi yang tidak memadai. yang diajukan oleh Sandi kepada Kejaksaan hingga saat ini belum mendapatkan respons, menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan masyarakat .

Kuasa bersama team Damkar melakukan press conference kepada awak media, ,Senin (23/9).

ke Kejaksaan Negeri Belum Ditindaklanjuti. Sandi, seorang petugas , melaporkan dugaan penyelewengan anggaran di Damkar kepada Kejaksaan Negeri Depok sekitar tiga minggu lalu. Hingga saat ini, Kejaksaan belum memanggil Sandi untuk verifikasi atau melakukan pemeriksaan lapangan. Menurut keterangan yang disampaikan oleh kuasa Sandi, , proses ini seharusnya berjalan lebih cepat mengingat kasus ini berkaitan langsung dengan masyarakat.

“Kami masih menunggu panggilan dari Kejaksaan. Jika dalam dua minggu ke depan tidak ada perkembangan, kami akan melakukan somasi terbuka terhadap Pemerintah Depok,” ujar .

Kondisi yang sangat Mengkhawatirkan, Sandi mengungkapkan bahwa sekitar 80% dari 200 tenaga Damkar Depok adalah honorer dengan gaji sekitar Rp3 juta per , jauh di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar Rp4,9 juta. Kondisi ini membuat sebagian besar petugas Damkar hidup di bawah garis kemiskinan. Selain itu, hanya satu dari delapan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Damkar yang mendapatkan perbaikan peralatan, sementara UPT lainnya masih dalam kondisi kurang memadai.

“Kami bekerja maksimal untuk menyelamatkan masyarakat, namun peralatan yang kurang memadai membuat tugas kami semakin sulit. Hanya satu UPT yang mendapatkan perhatian setelah di media sosial, sementara yang lainnya diabaikan,” ungkap Sandi.

Insiden Kebakaran Menjadi Bukti Kekurangan Peralatan,Beberapa insiden kebakaran baru-baru ini di Depok, termasuk kebakaran di Cimanggis dan kebakaran di Pasar , semakin menyoroti kebutuhan akan perbaikan . Peralatan yang rusak dan tidak layak pakai berpotensi membahayakan keselamatan warga.

“Banyak petugas yang merasa bahwa yang tidak maksimal membuat tugas mereka dalam menyelamatkan nyawa dan properti warga menjadi lebih sulit,” tambah Sandi.

Ancaman Somasi Terbuka dan Dukungan Masyarakat , Jika Kejaksaan Negeri Depok tidak memberikan tanggapan dalam dua minggu, berencana untuk mengajukan somasi terbuka kepada Pemerintah Depok. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat proses perbaikan kondisi Damkar dan kesejahteraan para petugasnya.

“Kami juga mendapat dukungan dari warga Depok yang siap memberikan kuasa dan mendukung aksi kami. Jika tidak ada tindakan dari pemerintah, kami akan memastikan kami didengar oleh masyarakat dan media,” jelas .

Tuntutan untuk Pemerintah Depok kepada menuntut perbaikan kesejahteraan petugas, peralatan yang layak, serta pemerataan distribusi perbaikan di seluruh UPT Damkar. Mereka juga meminta agar Pemerintah Depok segera menaikkan upah honorer agar setidaknya mencapai UMP.

“Ini bukan hanya gaji dan peralatan, tapi tentang tanggung jawab pemerintah terhadap keselamatan warga. Kami berharap pemerintah segera menindaklanjuti kami dan melakukan perbaikan yang diperlukan,” pungkas Sandi.

Harapan akan yang Cepat supaya dengan meningkatnya insiden kebakaran dan kondisi yang memprihatinkan, berharap Kejaksaan Negeri Depok segera mengambil tindakan agar keselamatan masyarakat tidak terancam lebih lanjut. 

Proses investigasi yang transparan dan akuntabel dianggap krusial untuk mengungkap fakta di balik penyelewengan ini.