JakartaInside.Com–Premier League tidak hanya dikenal sebagai salah satu liga sepak bola terbaik di dunia, tetapi juga sebagai liga yang mengakomodasi kebutuhan para pemainnya, termasuk pemain Muslim yang menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan.
Tidak sekadar mengakui keberagaman, liga ini secara aktif berupaya memastikan para pemain Muslim dapat berpuasa tanpa mengorbankan performa mereka di lapangan.
Jeda untuk Berbuka Saat Pertandingan
Sejak tahun 2021, Premier League telah menerapkan kebijakan yang memungkinkan jeda singkat bagi pemain Muslim untuk berbuka puasa selama pertandingan, terutama pada laga yang berlangsung di malam hari.
Jeda ini dilakukan dengan koordinasi antara kapten tim dan wasit, biasanya pada saat terjadi momen alami dalam permainan, seperti bola keluar lapangan atau terjadi pelanggaran. Dalam waktu singkat ini, pemain dapat mengonsumsi air, gel energi, atau suplemen agar tetap bugar.
Penyesuaian Latihan dan Pola Makan
Di luar pertandingan, klub-klub Premier League juga melakukan berbagai penyesuaian untuk mendukung pemain Muslim yang berpuasa. Bersama tim medis dan ahli gizi, mereka menyusun strategi nutrisi yang optimal, termasuk pemilihan makanan bergizi saat sahur dan berbuka untuk menjaga stamina sepanjang hari.
Selain itu, jadwal latihan dapat disesuaikan, misalnya dengan memindahkan sesi latihan ke pagi hari sebelum puasa dimulai. Beberapa teknik seperti penggunaan handuk dingin dan kolam es juga diterapkan untuk mengurangi risiko dehidrasi.
Fasilitas dan Lingkungan yang Mendukung
Selain dukungan dalam hal nutrisi dan latihan, sejumlah klub Premier League juga menyediakan fasilitas tambahan bagi pemain Muslim, seperti ruang ibadah, makanan halal, serta fasilitas mandi terpisah.
Lebih dari itu, komunikasi yang terbuka antara pemain, pelatih, dan staf memastikan bahwa para pemain Muslim mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan tanpa merasa terbebani.
Dibandingkan dengan Liga Lain
Dibandingkan dengan beberapa liga lain, seperti Ligue 1 Prancis yang belum menerapkan kebijakan serupa, Premier League menunjukkan komitmen yang lebih kuat terhadap inklusivitas dan keberagaman.
Langkah ini tidak hanya berdampak positif bagi para pemain Muslim, tetapi juga memperkuat citra Premier League sebagai liga yang menghargai keberagaman dan kesejahteraan pemainnya.
Premier League telah membuktikan bahwa kompetisi olahraga dapat menjadi lebih inklusif tanpa mengurangi kualitas permainan. Dengan strategi latihan dan nutrisi yang tepat, fasilitas yang mendukung, serta lingkungan yang penuh pengertian, liga ini menunjukkan bagaimana sebuah organisasi olahraga dapat menghormati dan memfasilitasi kebutuhan keagamaan para atletnya.
Lebih dari sekadar toleransi, ini adalah bukti nyata bahwa pemahaman dan kepedulian terhadap kebutuhan fisik serta mental pemain dapat berjalan seiring dengan kompetisi yang tetap kompetitif.